Secanggang – Sebelas turis asal Amerika, Austria dan Inggris mengunjungi Desa Tanjung Ibus, Kecamatan Secanggang, Langkat, Sumatera Utara, Kamis (12/12/2024) siang. Di sana mereka menemukan Ular Selimpat, salah satu spesis reptil yang tidak pernah mereka temui sebelumnya.
Bagi mereka, reptil yang biasa disebut warga sekitar sebagai Ular Selimpat, merupakan hal yang baru. Para peneliti reptil dan amphibi tersebut, sangat senang atas temuannya itu. Karena, Selimpat (Hydrophis) merupakan reptil unik yang hidup di dalam air.
“Mereka (turis asing) sangat senang melihat Selimpat. Reptil ini punya keunikan di bagian bawah tubuhnya, karena memiliki sirip seperti ikan. Mereka menemukannya di dalam kolam berair jernih milik warga sekitar,” ujar Direktur Sumatera Ecoproject (SUMECO) Bobi, yang memandu para turis tersebut.
Flora Fauna Endemik
Usai berenang dan menyelam di kolam, para wisatawan asing kemudian bergerak menuju kawasan hutan Mangrove tak jauh dari sana. Dengan menggunakan perahu bermotor, mereka diajak masyarakat berkeliling di kawasan hutan Ryzhopora yang terbentang luas di sana.
Tak lama menyusuri sungai, mereka kembali menemukan reptil yang biasa disebut warga lokal Ular Tiung. Coraknya yang unik, kembali menarik perhatian wisatawan asing. Mereka kemudian mendokumentasikannya untuk dijadikan bahan penelitian, sebelum melepaskan liar kembali ular itu.
“Tak dipungkiri, kawasan hutan mangrove di sini kaya akan flora dan fauna yang belum tentu ada di tempat lain. Ada hewan-henwan dan tumbuhan endemik di sini. Ini harus dikembangkan oleh warga sekitar. Kelestariannya jadi tanggung jawab kita semua,” lanjut Bobi.
Sementara Aliandi, pegiat dan pelestari kawasan hutan mangrove di sana menerangkan, Pesisir Timur Langkat adalah surganya hewan endemik. Bahkan, ada sejenis penyu langka (Tuntong) yang langganan bertelur dan menetaskannya di pantai tak jauh dari Desa Tanjung Ibus.
Menarik Perhatian
“Kita harus menjaga semua ini, demi kelestarian flora dan fauna yang ada. Kita bisa mengambankan eko wisata bahari di Langkat ini, khususnya di Desa Tanjung Ibus. Bagi turis asing khususnya peneliti flora dan fauna endemik, kawasan ini dianggap mereka cukup seksi,” ujar Aliandi.
Selama sehari di Tanjung Ibus, Ian Breland, Direktur Serpentine Expeditions dan rombongannya puas dengan temuannya. Mereka mendapati Ular Tebu (Bungarus Fasciatus), Ular Tiung (Boiga Dendrophila) yang jarang ditemui di daerah lain.
Bahkan, untuk Ular Selimpat (Hydrophis), mereka mengaku belum pernah melihatnya di sepanjang ekspedisi penelitian reptil yang mereka lakoni. Keunikan reptil ini membuat mereka takjub. Mereka merasa puas telah menemukan keunikan di Pesisir Pantai Timur Langkat.
Setidaknya, upaya Bobi dan Aliandi untuk mempertahankan dan mengenalkan kekayaan alam di Sumatera Utara ini patut diacungkan jempol. Mereka berhasil menarik perhatian peneliti asing untuk lebih jauh lagi mengeksplor harta karun flora dan fauna endemik.
Untuk diketahui, Serpentine Expedition merupakan agensi penjelajahan unutk penelitian flora dan fauna unik di seluruh belahan bumi. Hutan tertua di buni di Ekosisten Gunung Leuser Sumatera Utara dianggap sebagai habitat terakhir yang masih ada.
Penebangan Liar dan Perburuan
Dimana, tempat ini menjadi rumah bagi beruang, harimau, badak, gajah dan kera besar di satu tempat yang kompleks. Sayangnya, hutan hijau yang asri ini menyusut setiap hari akibat penebangan liar dan penanaman sawit yang tidak terkendali, serta pemburuan liar.
Diperkirakan, sebanyak 50% hutan hujan ini telah ditebang, hanya dalam 25 tahun terakhir. Kerusakan yang merajalela pun terus berlanjut pada tingkat yang mengkhawatirkan.
Bersama dengan mitra lokal SUMECO, Serpentine Expeditions membawa peneliti ke daerah Bukit Lawang, Tengulun dan Desa Tanjung Ibus, untuk mencari salah satu mamalia terlangka di sana. Seperti Harimau Sumatera (Panthera Tigris Sondaica).
Sasaran mamalia tambahan meliputi Gajah Sumatera, Orangutan Sumatera, Beruang Madu, Siamang, Monyet Hidung Daun (Thomas), Lutung Daun Perak, Trenggiling Sunda, Binturong, Kubung, dan Kukang.
Sementara, untuk sasaran reptil meliputi Ular Beludak Wagler, Ular Kobra Raja, Ular Kobra Penyembur Khatulistiwa, Ular Beludak Sumatera, Ular Krait Berkepala Merah, dan banyak lagi. Termasuk Ular Tiung, Ular Selimpat dan Ular Tebu di Tanjung Ibus. (Ris/Ah)